Pengaruh Magnet pada Pertumbuhan Tanaman

Pin
Send
Share
Send

Anda mungkin berpikir bahwa magnet sama sekali tidak terkait dengan botani dan tumbuhan, khususnya. Dalam artikel Gardenerdy ini, kita akan mengetahui bagaimana magnet dan magnet mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Pada tahun 1862, Louis Pasteur menemukan bahwa magnet mempengaruhi pertumbuhan tanaman, saat dia bereksperimen pada dasar-dasar fermentasi. Ia menemukan bahwa magnet bumi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tumbuhan. Diketahui bahwa konsep ini dapat digunakan secara efektif dalam pertanian, di mana pertumbuhan tanaman dapat dirangsang dengan perlakuan magnetis pada benih, air, tanah dan nutrisi dalam tanah. Strategi ini sekarang digunakan untuk pembangunan pertanian di Israel.

Ada tiga cara utama di mana magnet mempengaruhi pertumbuhan tanaman: geomagnetisme, biji bermagnet, dan air bermagnetisasi.

Geomagnetisme dan Pertumbuhan Tanaman

Bumi sendiri bertindak seperti magnet besar. Teori dinamo menunjukkan mekanisme yang melaluinya benda langit, seperti planet atau bintang, dapat menghasilkan medan magnet. Ini menyatakan bahwa cairan berputar, konveksi, dan konduksi listrik dalam benda langit tersebut dapat menghasilkan generasi dan pemeliharaan medan magnet pada skala astronomi. Bumi memiliki cairan penghantar listrik (besi cair) di inti terluarnya, yang menjadi alasan magnetisme Bumi.

Medan geomagnetik bumi sifatnya sangat kompleks. Demi kesederhanaan, dapat didekati dengan menggunakan model dipol, yang menyatakan bahwa dipol magnet terbentuk di bumi antara Kutub Utara dan Kutub Selatan. Garis hipotetis yang menghubungkan kutub-kutub ini mewakili sumbu rotasi Bumi. Sifat magnetik bumi ini disebut sebagai geomagnetisme.

Geomagnetisme sangat memengaruhi pertumbuhan tanaman, dan pohon kelapa adalah contoh yang baik untuk hal ini. Geomagnetisme mempengaruhi pertumbuhan dedaunan pohon kelapa. Efek ini terlihat dari adanya bekas luka pada daun, yaitu bekas luka pada batang atau ranting pada saat daun rontok.

Mereka dibagi dalam dua kategori:
Pohon L.: Pohon dengan bekas daun pada batangnya yang miring ke kiri disebut pohon L. Ini ditemukan di belahan bumi selatan.
R pohon: Pohon yang daunnya memiliki bekas luka di batangnya miring ke kanan disebut pohon R. Ini ditemukan di belahan bumi utara.

Sebuah hipotesis telah diajukan, yang menyatakan bahwa jika magnet ditempatkan di bawah tanaman, yang mengandung besi akan condong ke tanah. Namun, eksperimen membuktikan bahwa ini salah. Faktanya, tanaman dengan magnet di bawahnya tumbuh lebih tinggi daripada yang tidak memiliki magnet di bawahnya.

Telah diamati bahwa, mirip dengan gaya gravitasi bumi yang bekerja pada akar tanaman ke arahnya menariknya ke arahnya, magnet bumi mempercepat pertumbuhan tanaman. Akar tumbuhan mengandung molekul pati (juga dikenal sebagai protoplasma) yang menentukan pengaruh magnet bumi pada tumbuhan tersebut. Penjajaran akar ditentukan oleh kutub Utara dan Selatan. Telah ditemukan bahwa akarnya biasanya sejajar dengan arah utara-selatan, sejajar dengan sumbu rotasi bumi.

Magnetisme dan Benih

Tingkat energi dalam benih bervariasi dari saat dipanen hingga saat akan disemai. Inilah alasan mengapa semua benih yang disemai tidak tumbuh menjadi tanaman. Namun, penelitian telah menemukan bahwa pertumbuhan ini dapat dirangsang dengan magnetisasi benih menggunakan magnetizer.

Magnetizer adalah peralatan yang digunakan untuk mengolah benih secara magnetis. Ini meningkatkan kecepatan perkecambahan biji, meningkatkan kandungan proteinnya, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetasi.

Paten A.S. No. 4.020.590 dikeluarkan untuk Albert R. Davis pada tahun 1977 untuk peralatan dan metode pengolahan benih dengan magnetizer. Proses magnetisasi benih secara substansial mempercepat pertumbuhan, dan meningkatkan kualitas tanaman. Telah diamati bahwa perkecambahan benih terjadi lebih cepat jika terkena magnet buatan di kutub Selatan sebelum disemai.

Biji yang diberi perlakuan magnetis menghasilkan tanaman yang lebih kuat. Benih lobak, kentang, wortel, dan lobak akan tumbuh dengan baik bila terkena kutub utara magnet. Buah dari tanaman yang muncul dari biji yang diberi perlakuan magnetis juga cenderung matang lebih lambat.

Air Magnet

Proses magnetisasi air meningkatkan kelarutan dan kemampuan penyaringannya. Unsur hara mudah larut dalam air bermagnet, yang kemudian dapat digunakan untuk irigasi guna meningkatkan kesuburan tanah.

Air yang termagnetisasi membantu penetrasi mineral yang mudah di sel tumbuhan. Ini mengurangi jumlah air yang dibutuhkan untuk irigasi. Kadang-kadang, air laut dengan tingkat ppm tertentu (bagian per sejuta tingkat garam) dapat digunakan untuk irigasi di budidaya yang membutuhkan air asin.

Pupuk lebih mudah larut dalam air bermagnet dan menembus ke dalam sel tanaman, sehingga mengurangi jumlah pupuk yang dibutuhkan. Saat ini banyak kegiatan hortikultura yang dilakukan dengan menggunakan prinsip kemagnetan.

Pusat Penelitian Nasional di Mesir melakukan beberapa penelitian yang menemukan bahwa tanaman mampu 39% lebih besar pada air yang termagnetisasi. Studi serupa lainnya bahkan mengklaim bahwa beberapa tanaman tumbuh hingga 600% lebih besar.

Perkecambahan Magnetik di Luar Angkasa

Diyakini bahwa dengan tidak adanya cahaya di bawah tanah, tarikan gravitasi bumi lah yang memberi tahu benih ke arah mana mereka seharusnya tumbuh. NASA memiliki rencana untuk melakukan percobaan unik, di mana benih tanaman akan berkecambah di ruang pertumbuhan yang dirancang khusus di luar angkasa, menggunakan medan magnet gradien tinggi. Dasar di balik percobaan ini adalah bahwa molekul pati di dalam biji akan dipengaruhi oleh tarikan medan magnet, dan tenggelam ke dasar sel seolah-olah ditarik oleh gravitasi bumi.

Pin
Send
Share
Send

Tonton videonya: Praktikum Biologi: Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan (Mungkin 2024).